Buka mata hati dan telingaa

Tuesday, April 15, 2014

#PinForCharity


Karena kita Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, Satu Bhineka Tunggal Ika, Satu UUD, Satu Pancasila dan Satu Indonesia.

Diawal tahun 2014, Indonesia mulai dihadapi oleh berbagai macam bencana. Wilayah Jakarta dan sekitarnya yang dilanda banjir karena hujan terus menerus ataupun karena banyak tanggul yang tidak kuat menahan air yang begitu banyak. Banjir bandang yang melanda Kota Manado. Ataupun Gunung Sinabung di Sumatera yang meletus, diikuti oleh Gunung Kelud di Jawa Timur.
Karena kita Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, Satu Bhineka Tunggal Ika, Satu UUD, Satu Pancasila dan Satu Indonesia. Maka kita harus saling membantu satu sama lain yang kesulitan dan membutuhkan pertolongan. Dari sini lah latar belakang Komunitas Transmania Jakarta mengadakan Kegiatan Sosial yang bertemakan #KeepSmileIndonesia.


Berbeda dari Kegiatan Sosial Transmania ditahun sebelumnya, tahun ini kami menggunakan Pin bernilai Rp.50.000,- /pcs (isi 2pin) yang akan dijual ke artis dan masyarakat luas, lalu hasil uang donasi yang terkumpul akan disumbangkan langsung ke lokasi bencana.
Penjualan Pin for Charity dimulai pada tanggal 26 Januari sampai 16 Februari 2014. Sekumpulan mahasiswa Jakarta menjadi satu kesatuan untuk menjual pin-pin tersebut dibantu oleh Mkt. PR Trans Tv, Mas Tio dan Mas Angga, teman-teman Transmania diluar kota, seperti Medan, Surabaya, dan Yogyakarta dan sempat On-air Trans Tv.
Setelah pin terjual semua, dan dana sudah terkumpul. Kami mulai merencanakan dan mematangkan konsep selanjutnya. Setelah melakukan banyak tahap, kami memutuskan untuk datang langsung ke lokasi bencana Gunung Kelud di Jawa Timur. Karena waktu kejadian Gunung Meletus sudah lumayan lama, dan menurut kabar warga sudah tidak mengungsi maka kami menggunakan bantuan berupa “Trauma Healing”. Trauma Healing itu sendiri adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu orang lain untuk mengurangi bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami yang diakibatkan syok atau trauma. Kebetulan kami bekerja sama dengan komunitas ABBR (Ayo Berbuat Baik Rame-rame) yang terlebih dahulu ada di lokasi bencana.
Setelah membuat proposal, menyiapkan bantuan yang akan dibawa dan menyiapkan segala kebutuhan untuk disana, kami mencari tanggal keberangkatan. Dan diputuskan tanggal 20 Maret 2014.

Begitu banyak persiapan yang kami lakukan sehari sebelum keberangkatan ke Jawa Timur, tepatnya Kediri. Hari yang ditunggu pun datang, ada 4 Mahasiswa perwakilan Transmania Jakarta, mereka adalah Widi, Ari, Gani, dan Sari yang berangkat. Dan 1 orang perwakilan Mkt. PR Trans Tv yaitu Mas Angga selaku Pembina Transmania dan Mas Iwan sebagai perwakilan dari Dompet Amal Trans Tv. Kami berangkat menggunakan Kereta Api yang menempuh 13 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan kami menyenangkan diri kami dengan cara kami sendiri, bermain poker ataupun lainnya. Sehingga perjalanan kami menjadi sangatlah menyenangkan dan lupa waktu, perjalanan jadi terasa cepat.
Waktu menunjukan pukul 03.15, sudah ganti hari tentunya. Kami ber empat tiba di stasiun Kediri. Tidak lama menunggu Jemputan kami datang. Karena kami check-in di hotel pukul 13.00, jadi kami diajak mengelilingi kota Kediri oleh supir yang menjemput kami. Kami makan (ke)pagi(an) di sebuah restoran padang yang buka 24 jam. Lalu ke SLG, sebuah Tugu besar yang menjadi salah satu objek wisata di kota Kediri. Lalu kami menghampiri Mas Angga yang memang terlebih dahulu sampai di Kediri.

Sesudah jalan-jalan, kami check-in ke Hotel Bismo, nama tempat kami menginap selama beberapa hari kedepan. Tidak lama waktu kami untuk istirahat, mandi, dan makan, kami harus kembali menemui Mas Angga dan Mas Iwan di hotel Grand Surya yang letaknya tidak jauh dari hotel kami. Kami menemui Mas Angga dan Mas Iwan berangkat bersama ke sebuah supermarket untuk membeli perlengkapan dan kebutuhan lain yang belum kami bawa dari Jakarta. Selanjutnya kami pergi ke lokasi bencana untuk survey tempat. kurang lebih 1,5 jam waktu yang kami tempuh dari hotel menuju lokasi bencana.

Belum selesai pekerjaan kami, setelah survey kami kembali harus bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai. Kami harus membungkus makanan ringan (snack) sebanyak 400 buah untuk dibagikan besok ke anak-anak.
Sampai pukul menunjukan pukul 02.00 kami baru selesai dan melanjutkan untuk tidur.

Kerja Kerasss :))

Selesai membungkus 400 lebih snack

Pagi pukul 06.00 di hari Sabtu kami harus berangkat menuju lokasi bencana, tepatnya di SDN Kebon Rojo 1, Wates-Kediri.
Sesampai disana, sudah banyak sekali anak-anak sekolah dasar dan warga sekitar yang datang dan berkumpul. Karena memang acara sudah dimulai. Teman-teman dari komunitas ABBR dan komunitas lain sedang mengisi dengan program-program mereka. Disana juga sudah ada salah satu Transmania Malang, Asrti. Asrti membawa 3 orang temannya dari Malang untuk membantu meramaikan dan support kegiatan kami. Ada juga Fallah, Transmania Jakarta yang saat ini bekerja di Surabaya, datang untuk ikut menyukseskan acara kami.
            Saatnya Komunitas Transmania dengan programnya. Kami mengadakan lomba joget Caesar dan juga lomba mewarnai. Anak-anak disana sangat antusias mengikuti lomba-lomba ini. Senang rasanya melihat mereka tertawa bahagia. Apalagi, sejatinya dimana ada lomba pasti ada hadiah. Tidak lupa kami menyiapkan banyak hadiah untuk dibagikan ke mereka.

Ini hadiah yang akan dibagikan

Diawali lomba joget Caesar, mereka menggunakan topeng Caesar cilik dan mulai berjoget mengikuti lagu. Lalu diakhiri oleh lomba mewarnai panggung caesar. Anak-anak sangat senang dan terhibur dengan kedatangan kami. Lalu kami membagikan makanan ringan yang sudah kami bungkus ke mereka. Hujan deras datang, pukul 12.30 acarakami selesai. Kemudian kami pamit pulang.
Anak - anak SDN Kebon Rejo

Anak - anak SD menggunakan topeng Caisar Cilik

Bersama Mas Angga, Mkt PR Trans Tv

Lomba Mewarnai


Mas Iwan menyerahkan Dompet Amal Trans Tv

Komunitas Transmania bersama Komunitas ABBR dan Komunitasdari Solo

Tidak langsung ke hotel, kami makan siang bersama dengan Mas Iwan dan Mas Angga. Sesudah itu baru kami berpisah menuju hotel masing-masing. Kami langsung memanfaatkan waktu untuk beristirahat. Malamnya kami bertemu lagi sama Mas Angga untuk makan malam di nasi pecel pinggir jalan. Sesudah itu kami pulang, karena kami harus beristirahat karena besok kami harus pulang.
Minggu siang kami berempat pulang, kami ke stasiun diantar Mas Iwan, Mas Angga dan Fallah. Pukul 12.00 kereta kami jalan, dan kami meninggalkan kota Kediri dengan rasa senang.
Memang tidak banyak yang bisa kami berikan, namun senyum dari mereka saat kami datang adalah kebahagiaan yang tak tenilai harganya.
-Tetaplah tersenyum, karena kalian tidak sendiri- #KeepSmileIndonesia.

Transmania









       

No comments:

Post a Comment